Selasa, 07 Juni 2011

Estetika dalan Arsitektur Perilaku

Estetika dalam Arsitektur Perilaku.
Dalam proses kreatif merancang arsitektur dengan pendekatan perilaku, seorang arsitek seyogyanya mempertimbangkan penggunaan estetika sensori dan estetika simbolik untuk melengkapi penggunaan estetika formalnya. Hal ini terkait dengan kedudukan pengguna karya arsitektur yang bukan saja bertindak sebagai observer dan kontemplator dari estetika arsitektur, tetapi juga berperan sebagai partisipan aktif dari karya arsitektur (Lang, 1987 & Muhamed, diunduh 2011). Dalam hal ini proses mengalami estetika arsitektur (oleh penggunanya) merupakan proses kritis yang patut dikaji oleh para arsitek. Herzberger (1977) menyodorkan studi makna arsitektur bukan hanya sebatas studi terhadap makna presentasional sebagai hasil persepsi ujud ikonik karya arsitektur semata, tetapi juga studi terhadap makna referensial dan makna responsif dari pengguna karya arsitektur. Sehingga hasil kajian pemaknaan arsitektur oleh (calon) pengguna yang diperoleh bukan hanya memori mengenai ujud ikonik arsitektur saja (perceiving and memorizing aesthetics), tetapi juga pengalaman estetika yang memberikan kenyamanan dan kepuasan sosio-kultural-psikologis (experiencing aesthetics).

Bagi mahasiswa S2 dan S3 Arsitektur ITS pengikut MK Arsitektur Perilaku 2 (Bidang Studi Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur) serta pengikut MK Arsitektur Perilaku (Bidang Studi Perancangan Arsitektur) diharap memberikan komentar terkait pernyataan di atas, dalam bentuk kajian teori dan contoh studi kasus. Komentar anda ditunggu sampai dengan tanggal 17 Juni 2011.

Sri Amiranti
Pengampu MK Arsitektur Perilaku 2 dan MK Arsitektur Perilaku
S2 Arsitektur FTSP-ITS